Ku pernah berlabuh di tepian kejauhan
hingga ku terhempas tuk kembali berlayar
mencoba berlabuh di sela-sela dermaga
namun tiada satu pun cela untukku bersandar
hanya bisa menatap dari kejauhan
bersama lambaian salam, angin membuang ku pergi.
Dimanakah cinta itu
yang selama ini ku tunggu
takpernah ku letih
tuk tetap menanti.
Malam menjadi penghibur diri untuk berhayal
mentari sebagai penghangat isyarat hari berganti
tak dapatku rasakan cahaya kasih
dikala rasa sepi selimuti hati
dan keindahan mawar hanya bisa terbaring di benak ku.
Jakarta, 30 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar