Langit kala itu putih terang
Sinar mentari menghangatkan
Angin-angin berlarian
Pepohonan tak begoyah
Karena memang sudah tak ada.
Seketika raungan mulai bergema
Desas-desus dimana-mana.
Seorang nenek renta hanya mendengarkan
Mendengarkan nasibnya malam ini dan selanjutnya.
Segerombolan mulai berdatangan
Menanti aksi yang ingin dilancarkan
Pembongkaran, perusakan, penghancuran.
Buldoser sudah tiba
Seketika gemuruh menjadi-jadi.
Salah satu gerombolan berteriak :
"Ini sudah tugas
Kalian jangan menghalangi".
Dibalas raungan derita :
"Kalian bukan bertugas"
Ini semua penindasan".
Aksi mulai dilancarkan
Perlawanan menghadang
Baku hantam melesat
Dari tangan pelaku
Dari tangan korban.
Seorang nenek renta hanya melihat
Melihat apakah itu harus ia lakukan.
Baku hantam di usia senja
Baku hantam di ketidak berdayaan.
Buldoser mulai bergerak
Menggaruk acak bedeng-bedeng
Meratakan dengan puing
Membuat jerit tangis pemilih.
Seorang nenek renta menjerit :
"Kemana perginya bilik bambuku?
Kau apakan semua ini
Ini bukan pembangunan
Ini penghancuran tak beradab
Kalian memang biadab
Tak mengenal adab".
Jakarta, 9 Juli 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar