23 Desember 2009

PENGHUNI MALAM TAK PERLU KAU SENJA

kukira itu memang rembulan malam hari
yang bertabur bintang
di selimuti awan-awan suram
namun hanya sia atau aku tak mengerti

kukira itu memang rembulan
tapi mengapa ia hadir pada senja awal
tidak pada malam gulita
yang selalu ku yakini

mungkin aku harus berpaling pada mentari
atau bintang-bintang kecil
atau mungkin baiknya ku mengejar angin
yang mungkin sudah jauh berpindah
yang mungkin juga ia sudah berdampingan
dengan perahu layar mengarumi dataran samudra

dan ternyata memang kehancuran itu senja
hanya hadir untuk menelan mentari nan cerah
memaksa rembulan yang kadang enggan untuk tampil
tak perlulah aku bicarakan bintang
karena ia banyak namun tak pasti sandarnya

entah,.. apa nanti
aku hanya menulis kata, kalimat tak pasti
dari setiap suara dan jeritan tanpa asal
entah pula ujungnya

yang ku tau mawar itu tak seharum melati
malam-malampun tak pernah sama
apa lagi dengan hari yang selalu berubah detiknya
namun yakin ku hanya 1 akan malam

malam selalu indah akan rembulan dan bintang
sunyi dengan hamparan gelap hitam
menjadi akhir dari cerita panjang
pembatas antara tawa dan sepi
inspirasi dari berjuta kisah
naluri dari segudang pikiran
untuk melangkah di hari cerah.

Tidak ada komentar: